Kisah Abdullah bin Ummi Maktum

Sebuah kisah tentang seseorang yang memiliki kekurangan fisik, tapi ia tetap semangat dan tidak mengeluh dengan kekurangan yang ia miliki, ia bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Disini kami akan membahas tentang kisah dari tokoh sahabat …

Hijrah ke Madinah

Sebuah kisah tentang seseorang yang memiliki kekurangan fisik, tapi ia tetap semangat dan tidak mengeluh dengan kekurangan yang ia miliki, ia bernama Abdullah bin Ummi Maktum.

Disini kami akan membahas tentang kisah dari tokoh sahabat dan juga seorang Muadzin yang di muliakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yaitu Abdullah bin Ummi Maktum.

Semoga kita bisa termotivasi dengan kisah Abdullah bin Ummi Maktum ini, 

Contents

Kelahiran

Kisah Abdullah bin Abi Ummi Maktum - Kelahiran
Source: Pixabay

Nama beliau adalah Abdullah bin Abi Ummi Maktum (Qays) bin Zaidah bin Al Usham bin Rawahah Al Qurasy Al Amiri. Ada yang mengatakan nama beliau adalah Umar dan juga Amr.

Penduduk Irak biasa menyebutnya Amr dan penduduk Madinah menyebutnya Abdullah, yaitu nama yang diberikan oleh Rasulullah.

Beliau juga merupakan sepupu dari ummul mukminin Khadijah radhiallahu ‘anha, yaitu ayahnya Qays bin Zaidah merupakan saudara dari Ibunya Khadijah.

Beliau juga seorang sahabat yang termasuk dalam As Sabiqunal Awwalun (orang yang pertama masuk islam). Ia juga seorang yang memiliki kekurangan fisik pada matanya yang mengalami kebutaan atau tuna netra.

Hijrah Ke Madinah

Kisah Abdullah bin Ummi Maktum Hijrah ke Madinah
Source: Pixabay

Ketika Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah, Abdullah bin Abi Ummi Maktum langsung bergegas menyambut seruan tersebut.

Perjalanan dari kota Mekah ke Madinah sangatlah jauh, jaraknya sekitar 490 KM, jarak yang jauh tidak membuat Abdullah bin Abi Ummi Maktum untuk meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya, justru ia sangat bersemangat.

Meskipun ia mempunyai kekurangan fisik, belum lagi ada bahaya dan rintangan di perjalannya, bahkan bukan hanya hambatan itu saja ia juga mendapat ancaman dari orang Quraisy. Semua hambatan itu tidak menghalanginya dan ia tetap kukuh untuk menjalankan perintan tersebut.

Baca: Biografi Singkat Istri Nabi Muhammad

Muadzin Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam

Abdullah bin Abi Ummi Maktum - Muadzin Rasulullah
Source: Google

Abdullah bin Abi Ummi Maktum merupakan salah satu muadzin rasulullah dari tiga muadzin lainnya, diantaranya ada: 

  • Bilal bin Abi Rabbah
  • Sa’ad Al Qurdz
  • Abu Mahdzurah

Ada dua muadzin yang waktunya khusus untuk mengumandangkan adzan salah satunya yaitu Abdullah bin Abi Ummi Maktum, ia sepesialis muadzin di waktu subuh.

Muadzin satu lagi yang mempunyai waktu khusus yaitu Bilal bin Abi Rabbah ia merupakan spesialis muadzin untuk shalat tahajud.

Dari Aisyah r.a “sahabat Bilal mengumandangkan adzan pada waktu sholat tahajud (sepertiga malam), karena itulah Rasulullah bersabda: “Makan dan Minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum adzan. karena ia tidak akan adzan kecuali setelah masuk waktu shubuh (terbitnya fajar shidiq).”

Kemuliaan Abdullah bin Abi Ummi Maktum

Kemuliaan Abdullah bin Abi Ummi Maktum
Source: Pixabay

Pada masa awal dakwah islam di Mekah, Rasulullah sering berdialog dengan pembesar-pembesar Quraisy, agar mereka bisa menerima islam dan tidak menganiaya para sahabatnya.

Tokoh pembesar Quraisy pada waktu itu diantaranya: Utbah bin Rabiah, Amr bin Hisyam yaitu Abu Jahal, Syaibah bin Rabi’a, Walib bin Mughirah, dan Umayyah bin Khalaf.

Rasulullah bertatap muka dan berdiskusi dengan para tokoh quraisy agar menerima dakwahnya.

Ketika Rasulullah sedang berunding dengan para pembesar quraisy, Abdullah bin Abi Ummi Maktum datang dan meminta kepada Rasulullah untuk membacakan ayat-ayat Al Quran.

Abdullah bin Abi Ummi Maktum berkata “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku ayat-ayat yang telah turun kepadamu.”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam tidak menanggapi permintaannya, dan melanjutkan diskusinya dengan para tokoh pembesar quraisy, berharap para tokoh itu bisa menerima dakwahnya dan menjadikan islam bertambah kuat dan kokoh.

Setelah selesai berdiskusi Rasulullah pulang, tiba-tiba penglihata Rasulullah kabur dan gelap dan kepala beliau sakit seperti terkena pukulan.

Kemudian Allah subhanahu wata’ala menurunkan surat Abasa ayat 1-16.

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ1 أَن جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ2وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ 3 أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ الذِّكْرَىٰ 4 أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ 5 فَأَنتَ لَهُ تَصَدَّىٰ 6 وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ 7 وَأَمَّا مَن جَاءَكَ يَسْعَىٰ 8 وَهُوَ يَخْشَىٰ 9 فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ 10 كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ 11 فَمَن شَاءَ ذَكَرَهُ 12 فِي صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍ 13 مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ 14 بِأَيْدِي سَفَرَةٍ 15 كِرَامٍ بَرَرَةٍ 16

 

[1]Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling.
[2]karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum)
[3]Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).
[4]atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?.
[5]Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup
[6]maka kamu melayaninya.
[7]Padahal tidada (celaan) bagimu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).
[8]Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran).
[9]sedang ia takut kepada (Allah).
[10]maka kamu mengabaikannya.
[11]Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Allah itu adalah suatu peringatan.
[12]maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya.
[13]di dalam kitab-kitab yang dimuliakan .
[14]yang ditinggikan lagi disucikan.
[15]di tangan para penulis (malaikat).
[16]yang mulia lagi berbakti.

Setelah turunnya ayat diatas Rasulullah selalu memuliakan Abdullah bin Abi Ummi Maktum.

Teguran Allah 

Teguran Allah untuk Abdullab bin Abi Ummi Maktum
Source: Pixabay

Dalam surat abasa juga menceritakan asbabun nuzul tentang Abdullah yang meminta keringanan untuk sholat di rumah.

Jarak antara rumah Abdullah bin Abi Ummi Maktum dan masjid sekitar 1 KM, dengan matanya yang buta ia konsisten pergi ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah tanpa ada yang menuntunnya.

Suatu ketika ia perna berkata kepada Rasulullah
“Wahai rasulullah adakah keringanan bagiku untuk menunaikan sholat di rumah??” kemudian rasulullah menjawab dengan pertanyaan.“Apakah kamu mendengar adzan??”  Abdullah bin ummi maktum menjawab
“Ya wahai rasulullah” Kemdian Rasulullah membalas
“Selama engkau masih mendengar adzan maka tunaikanlah sholat berjamaah di masjid”

Mendengar jawaban dari Rasulullah ia merasa senang dan tidak menggrutu, mengeluh atau merasa kesal sedikit pun dalam hatinya.

Bisa kita bayangkan betapa mulianya seorang Abdullah bin Abi Ummi Maktum, ia telah diuji oleh Allah dengan kebutaan tapi ia sangat bersemangat dan merasa senang untuk bisa sholat berjamaah di Masjid.

Tidak seperti kebanyakan orang ketika ia diberi cobaan seperti Abdullah, ia akan mengeluh, atau minimal ia akan menggerutu. Bahkan ada juga orang yang menjadikan alasan kecil untuk tidak berjamaah di masjid, na’udzubillahi mindzalik.

Kisah Iblis Yang Menolongnya

Menolong Abdullah bin Ummi Maktum
Source: Unsplash

Waktu itu, ketika Abdullah hendak pergi ke Masjid ada suatu kejadian di tengah jalan ia tersansung dan akhirnya jatuh, kemudian ada seorang pemuda yang tidak dikenalnya yang menolongnya.

Seorang pemuda itu berkata “Aku akan mengantar ke masjid dan mengantarmu pulang.” Dan selanjutnya setiap ia mau ke Masjid ia selalu di tuntun oleh pemuda itu.

Disuatu hari Abdullah bin Abi Umi Maktum ingin mengetahui siapa pemuda yang setiap hari menuntunnya pergi ke masjid dan mengantarkannya pulang.

Abdullah pun bertanya kepada pemuda itu, kemudian pemuda itu bertanya balik “Apa yang kamu ingin kan setelah tau siapa aku?.”

Abdullah menjawab “aku memintakan ampun kepada Allah untukmu, karena engkau telah berbuat kebaikan.”

Pemuda itu menolak untuk didoakan oleh Abdullah, sontak Abdullah heran, dan aneh dan ia pun bersumpah atas nama Allah, agar pemuda itu tidak usah menolongnya lagi sampai ia mengetahui siapa ia sebenarnya.

Akhirnya pemuda itu memberi tahu bahwasanya ia adalah iblis, sontak Abdullah pun kaget, dan iblis itu mengatakan kenapa ia menolongnya.

Ketika waktu pertama ia tersandung dan jatuh saat mau melaksanakan berjamaah di masjid, Allah telah menghapus setengah dosanya, dan ia tidak rela.

Dan iblis itu menolong Abdullah agar ia tidak tersandung lagi, agar Allah tidak jadi menghapus dosa yang setengahnya lagi.

Meninggalnya Ibnu Ummi Maktum

Kisah Abdullah bin ummi maktum - medan pertempuran
Source: Pixabay

Abdullab bin Abi Ummi Maktum merupakan sahabat dari golongan muhajirin, ia seorang yang pemberani dengan kondisi yang dialaminya.

Rasulullah memberi keringanan kepadanya untuk tidak mengikuti peperangan.

Karena ia seorang Muslim yang taat, ia juga memiliki keinginan untuk bisa berjihad (berperang) ke medan pertempuran melawan musuh-mush Allah dan ia ingin mati sebagai seorang syahid.

Tahun 14 H pada masa kekhilafahan Umar bin Khotob mengadakan konfrontasi dengan kerajaan Persia. Umar membentuk sebuah pasukan lengkap yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, pada Perang Qadisiyah.

Karena keinginan Abdullah yang begitu kuat untuk bisa ikut berjihad, kemudian Allah mentakdirkan beliau untuk ikut berperang bersama pasukan-pasukan lain, dan ia juga yang membawa bendera perang hitam.

Perang melawan Persia yaitu negara adidaya pada waktu itu, menjadi peperangan yang hebat, dan akhirnya sampai pada ujung peperangan pasukan muslimin mendapatkan kemenangan besar.

Banyak para syuhada yang gugur, para sahabat dan para pahlawan islam. Adullah bin Abi Ummi maktum termasuk syuhada yang meninggal pada peperangan itu.

Dikatakan bahwasanya ia berhasil membunuh musuh, ia juga merupakan salah satu orang buta yang mati sebagai syuhada di medan pertempuran dahsyat melawan negara adidaya Persia waktu itu.

Tinggalkan komentar


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.