Pengertian, Fungsi, Ciri dan Macam-Macam Model Pembelajaran

Model Pembelajaran – Seorang guru tentunya harus siap dalam menghadapi tantangan dalam proses belajar-mengajar, baik itu tantangan dari siswa, materi, lingkungan, dan aspek-aspek pembelajaran lainnya. Untuk itu, dalam sebuah pendidikan harus memiliki sebuah model pembelajaran …

Model Pembelajaran – Seorang guru tentunya harus siap dalam menghadapi tantangan dalam proses belajar-mengajar, baik itu tantangan dari siswa, materi, lingkungan, dan aspek-aspek pembelajaran lainnya.

Untuk itu, dalam sebuah pendidikan harus memiliki sebuah model pembelajaran yang mana bisa membantu para guru untuk mencapai tujuan dalam pembelajarannya.

Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang pengertian, fungsi, karakteristik, dan macam-macam model pendidikan/pembelajaran.

Contents

Pengertian Model Pembelajaran

pengertian model pembelajaran
Source: Google

Kata “Model” secara umum diartikan sebagai sebuah konsep atau objek yang digunakan dalam mempersentasikan suatu hal yang nyata dan diganti menjadi bentuk yang lebih komprehensif (Mayer, 1985).

Kata ‘model’ juga sering digunakan dalam memplajari sains, seperti yang kita ketahui ada model atom, model kristal, model atom thomson, model atom rutherford, model atom bohr, dan lainnya

Dalam keseharian, kita juga sering mendenger kata ‘model’ dalam berbagai hal seperti model baju, model celana, model rambut, ataupun lainnya.

Lalu apa itu model pembelajaran?? dalam bahasa inggris diistilahkan sebagai “model of teaching” .

Jadi, pengertian dari model pembelajaran adalah seluruh kerangka atau rangkaian konseptual yang disajikan dalam materi ajar untuk memenuhi semua sapek dalam pembelajaran seperti: fasilitas, guru, proses belajar, dan hal-hal yang terkait dengan pembelajaran baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.

Selain itu model pembelajaran juga diartikan sebagai sebuah teknik atau cara yang disajikan secara sistematis, yang digunakan oleh para guru dalam mengatur proses berlangsungnya pembelajaran agar tujuan pembelajarannya bisa tercapai.

Baca Juga: Macam Macam Hak Asasi Manusia / HAM

Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli

Pengertian model embelajaran menurut para ahli
Source: Pixabay

Pengertian model pembelajaran juga dijelaskan oleh para ahli dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Berikut para ahli yang menjelaskan tentang model pembelajaran:

1. Menurut Dahlan

Pengertian model pembelajaran menurut pak Dahlan Iskan adalah pola atau rencana yang menyusun kurikulum pendidikan, mengatur materi pembelajaran, memeberi petunjuk bagi guru di kelas. (Isjoni, 2007: 49)

2. Menurut Joyce

“a pattern or plan, which can be a curriculum or cources to select instructional materials and to guide teachers actions.”

Joyce mengatakan bahwa setiap model dalam pembelajaran akan mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran sedemikian rupa agar bisa membantu pesertanya untuk mencapai tujuan tersebut.

Selain itu ia juga menyebutkan bahwa model ini merupakan perencanaan yang digunakan di ruang kelas dan menentukan perangkat-perangkatnya. (Trianto, 2011: 142)

3. Menurut Amin Suyito

Ia mengatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu langkah atau pola tertentu yang diterapkan oleh para guru agar kompetensi dari hasil pembelajaran bisa lebih cepat, efektif, dan lebih efisien.

4. Menurut Supriyono

Supriyono mengatakan model pemembelajaran adalah sebuah pla atau rencana yang terorganisasi dengan menunjukkan cara menggunaannya.

5. Menurut Syafaruddin, Irman Nasution

Ia mengatakan bahwa model pembelajaran adalah deskripsi dari pergerakan rencana kurikulum, mata pelajaran, latihan, program dan bantuan kompetensi pada lingkungan pembelajaran.

Ia juga menambahkan bahwa sanya model pembelajaran juga merupakan bantuan alat-alat yang mempermudah peserta didik dalam belajar.

Dengan adanya model pembelajaran yaitu membantu siswa untuk mendapatkan informasi, pengertian, keterampilan, gagasan, nilai-nilai, cara berfikir yang diekspresikan oleh mereka.

6. Menurut Slavin

Model pembelajaran menurut salavin adalah sebuah acuan dalam suatu pendekatan pembelajaran, termasuk didalamnya ada tujuan, sintaks, lingkungan, dan sistem pengelolaannya.

7. Menurut Trianto

Model pembelajaran merupakan pendekatan yang menyeluruh dan luas, serta bisa diklasifikasikan pada tujuan pembelajarannya, pola urutannya, dan lingkungan pembelajarannya.

Fungsi Model Pembelajaran

fungsi model pembelajaran
Source: Pixabay

Poin-poin tentang fungsi dari model pembelajaran, diantaranya:

  • Membantu serta membimbing para guru untuk memilih strategi, teknik, atau metode agar bisa tercapai tujuan dalam pembelajaran.
  • Membantu para guru untuk membuat perubahan tingkah laku pada siswa atau peserta didiknya.
  • Membantu para guru dalam memilih cara dan sarana untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dalam proses pembelajaran.
  • Menciptakan interaksi dan komunikasi antara pengajar dan peserta didik selama proses pembelajaran.
  • Membantu para guru untuk membangun silabus atau kurikulum pada suatu pelajaran atau matakuliah.
  • Membantu para guru dalam memilih materi yang tepat, penyusunan RPP, dan silabus.
  • Membantu para guru dalam penyusunan kegiatan yang sesuai.
  • Menjadi bahan prosedur yang menarik dan efektif untuk sumber materi pembelajaran.
  • Membantu dalam merangsang perkembangan inovasi pendidikan atau pembelajaran yang baru.
  • Komunikasi dalam informasi teori mengajar.
  • Membangun hubungan secara empris antara belajar dan mengajar.

Ciri Ciri Model Pembelajaran

ciri cici pembelajaran
Source: Pixabay

Secara umum model ini memiliki ciri dan karakteristik , diantaranya:

  1. Rasional teoritik yang disusun oleh pengembang atau pembuat model pembelajaran ini, teori ini juga harus logis.
  2. Perilaku guru yang baik dalam mengajar dapat memberikan hasil yang baik.
  3. Dasar pemikiran kepada siswa tentang apa dan bagaimana ia belajar.
  4. Lingkungan belajar untuk menunjang tercapainya tujuan.

Macam Macam Model Pembelajara

Ada 10 Macam model pembelajaran yang mudah untuk diterapkan dalam pendidikan, diantaranya:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Kata “Jigsaw” dalam bahasa inggris berarti gergaji ukir, atau istilah lain disebut dengan fuzzle yaitu teka teki yang tersusun dari potongan-potongan gambar.

Adapun kooperatif jigsaw dalam pembelajaran ia mengambil pola dari cara bekerja sebuah gergaji, dimana siswa melakukan kerja sama dengan siswa lainnya dalam belajar untuk mencapai tujuan bersama.

Jadi, model pembelajaran Kooperatif jigsaw adalah sebuah acuan belajar kooperatif yang memfokuskan pada sistem kerja kelompok siswa dalam bentuk kecil.

Lie mengatakan “ini merupakan model belajar kooperatif dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat hingga enam siswa secara heterogen dimana siswa mampu bekerja sama dan bertanggung jawab secara mandiri.” (1993: 73)

Rusman juga mengatakan bahwa “dengan model ini siswa bisa mengemukakan pendapat, mengolah informasi, terampil dalam berkomunikasi, ketuntasan materi yang dipelajari, dan keberhasilan kelompok tergantung pada anggotanya.” (2008: 203)

Menurutnya (Rusman) model ini juga dikenal dengan kooperatif para ahli, karena setiap kelompok dihadapkan pada masalah yang berbeda. (2008: 205)

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada model kooperatif jigsaw, diantaranya:

  1. Membaca, yang mana siswa akan diberi topik-topik permasalahan untuk dibaca sehingga bisa mendapatkan informasi.
  2. Diskusi, siswa akan diberikan topik permasalahan untuk membicarakan dan mendiskusikan topik tersebut.
  3. Laporan kelompok, masing-masing kelompok harus menjelaskan hasil yang didapat dari diskusi tersebut.
  4. Kuis, kegiatan ini dilakukan mencakup topik permasalahan yang sudah dibicarakan.
  5. Penilaian kelompok, penghargaan bagi setiap kelompok yang telah melakukan tugas-tugasnya.

2. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Model numbered head together (NHT) merupakan strategi yang berfokus pada kerjasama anatar siswa dalam kelompok yang sudah di buat.

Jadi, model pembelajaran numbered head together (NHT) adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dirancang pada penekanan struktur khusus, untuk membentuk pola interaksi siswa dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.

Tujuan-tujuan yang bisa dicapai dengan model kooperatif tipe NHT ini, diantaranya:

  1. Hasil akademik struktural, yaitu meningkatnya kinerja siswa dalan tugas akademik.
  2. Keragaman, yaitu siswa bisa menerima temannya yang memiliki beragam latar belakang.
  3. Keterampilan sosial, yaitu mengembangkan keterampilan sosial bagi siswa seperti: berbagi tugas, aktif bertanya, bisa menjelaskan ide atau pendapat, menghargai pendapat, dan bisa bekerja pada kelompok masing-masing.

Kelebihan dan Kekurangan model numbered head together adalah sebagai berikut:

  1. Kelebihan: siswa selalu siap, bisa melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan mampu membantu siswa yang lain.
  2. Kekurangan: jumlah siswa yang kecil, dan tidak semua anggota bisa dipanggil oleh guru.

3. Model Pembelajaran Role Playing

metode role playing
Source: Google

Model ini merupakan tipe belajar dengan sebuah permainan gerak yang didalamnya melibatkan beberapa aturan, unsur dan ada tujuannya.

Dalam pelaksanaanya siswa dikondisikan terlebih dahulu pada situasi tertentu di luar ruang atau di ruangan namun seperti di luar ruangan.

Role playing juga sering diartikan sebagai bentuk aktivitas yang seolah-olah siswa sedang berada di luar ruangan/kelas, dan memainkan perang orang lain. (Basyri Syamsu, 2000)

Jadi, model pembelajaran role playing adalah sebuah cara dengan penguasaan pada aspek-aspek pelajaran melalui penghayatan dan pengembangan imajinasi siswa yang dibungkus dengan permainan.

4. Model Pembelajaran CTL

Para ahli menjelaskan tentang model pembelajaran dengan CTL (contextual, Teaching, & learning) dengan berbagai penjelasan, diantaranya:

Nur Hadi mengatakan “model CTL merupakan sebuah konsep belajar yang mendorong para guru supaya bisa menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan situasi peserta didiknya.”

Jonshon mengatakan: “model ini merupakan sebuah proses pendidikan dengan tujuan supaya siswa bisa melihat makna pada materi akademik dengan cara menghubungkannya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.”

Kesimpulan dari kedua penjelasan di atas, bahwasanya model CTL adalah konsep belajar yang membantu para guru untuk menghubungkan antara materi dengan situasi siswa dan mendorong siswa untuk bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

5. Model Pembelajaran STAD (Student Team – Achievement Divisions)

STAD merupakan singkatan dari Student Team – Achievment Divisions, gagasan dari model ini adalah untuk memotivasi siswa agar saling mendukung dan membantu sesama siswa lainnya dalam menguasai kemampuan yang telah diajarkan.

Model STAD pertama kali dikembangkan oleh Robert E. Slavin, sebelumnya ia juga mengkaji model pembelajaran STL ( Student Team Learning ) tahun 1980-an.

STAD merupakan model yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu:

  1. Class Presentation (kelas persentasi),
  2. Teams (belajar dengan grup/tim),
  3. Quizzes (belajar dengan metode pengerjaan kuis),
  4. Individual Improvement Scores (perhitungan peningkatan skor untuk setiap siswa),
  5. Team Recognition (penghargaan bagi tim).

Baca Juga: Macam Macam Profesi

6. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

model pembelajaran persentasi
Source: Google

Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah model belajar siswa dengan mempersentasikan ide dan pendapat pada siswa lainnya. Model ini juga sangat efektif untuk melatih para siswa berbicara menyampaikan ide/gagasannya.

Pembelajaran akan relevan jika siswa aktif dalam merancang materi untuk dipersentasikan. Contoh model pembelajaran ini seperti drama, siswa akan ikut serta dalam mengekspresikan sastra sebagai pelakunya.

Kelebihan model Student Facilitator and Explaining adalah siswa aktif dalam merancang materi pembelajaran untuk dipersentasikan, siswa juga paham dan bisa mengungkapkan idenya.

Selain itu siswa juga bisa mengajak siswa lainnya untuk mengembangkan potensi dalam mengungkapkan gagasan/ide mereka masing-masing.

7. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)

Model Pembelajaran CIRC
Source: Pixabay

Model pembelajaran CIRC adalah model belajar yang terdiri dari kooperatif, integrasi, membaca, dan komposisi. Model CIRC juga diartikan sebgai komposisi terpadu dalam membaca dan menulis yang kooperatif atau kelompok.

Menurut Fogarty (1991) pembelajaran terpadu dikelompokan menjadi beberapa hal, diantaranya:

  1. Satu disiplin ilmu dengan model keterhubungan (connected) dan terangkai (nasted).
  2. Antar bidang studi dengan model urutan (sequenced), bersama (shared), jaring laba-laba (webbed), bergaul (theaded), terintergrasi (integreted).
  3. Dalam lintas siswa.

Kelebihan menggunakan model CIRC, diantaranya:

  • Kegiatan dan pengalaman belajar siswa akan relevan pada tingkat perkembangan anak.
  • Sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
  • Kegiatan belajar yang bermakna, sehingga siswa bisa bertahan lebih lama.
  • menumbuh-kembangkan befikir siswa.
  • Pembelajaran yang bersifat pragmatis (bermanfaat).
  • Menumbuhkan motivasi belajar siswa yang dinamis, tepat guna, dan optimal.
  • menumbuhkan interaksi sosial siswa, seperti: toleransi, kerjasama, komunikasi, dan respek.
  • menumbuhkan motivasi, meperluas wawasan, dan aspirasi para guru dalam mengajar.

Adapun kekurangan dari model CIRC yaitu digunakan pada mata pelajaran yang menggunakan bahasa, jadi tidak bisa digunakan pada pelajaran seperti: matematika, dan pelajaran menghitung lainnya.

8. Model Pembelajaran Concept Sentence

metode Consept Sentence
Source: Pixabay

Model Pembelajaran Concept Sentence yaitu salah satu konsep atau teknik dari cooperative learning, yang mana kelompok belajar siswa yang sudah ditentukan diberi tugas berupa kata kuci yang harus mereka buat kedalam beberapa kalimat.

Concept sentence juga dilakukan dengan beberapa games sehingga akan menumbuhkan semangat untuk bisa memenangkan game tersebut.

Hal-hal yang harus diperbaiki dalam kerjasama tim, diantaranya:

  • tingkat pencapaian dari masing-masing kelompok.
  • saling membantu satu sama lain.
  • tingkah dan prilaku positif setiap individu dan kelompok secara keseluruhan.
  • Apa yang mereka butuhkan untuk mencapai target-target merka.

Ciri-ciri model concept sentence yaitu siswa dibentuktuk kolompok heterogen oleh para guru yang mana setiap kelompok diberikan tugas untuk membuat kalimat min 4 kata kunci sesuai materi yang diberikan.

Kelebihan model ini adalah siswa bisa lebih memahami kata kunci pada materi pokok pelajaran, serta ia juga bisa mengajari siswa lain yang belum paham.

Adapun kekurangan model ini adalah digunakan pada mata pelajaran tertentu, dan siswa yang pasif biasanya lebih mengambil jawaban dari temannya.

9. Model Pembelajaran Complete Sentence

metode complete sentence
Source: Google

Model pembelajaran complete sentence adalah konsep atau teknik belajar yang mudah dan sederhana, siswa akan belajar cara melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan kunci jawaban yang sudah disediakan.

Ciri-ciri model complete sentence, diantaranya:

  • Soal kalimat yang belum lengkap, dengan makna yang belum dimengerti.
  • Kalimat yang saling berkaitan dalam sebuah paragraf dan belum sempurna.
  • Soal dilengkapi dengan pilihan kata yang sudah disediakan.
  • Diisi dengan kata-kata istilah keilmuan atau kata asing.
  • Jawaban sudah disediakan, yang mana ini merupakan tahap akhir dari complete sentence.

Kelebihan model complete sentence diantaranya: mudah untuk para guru, siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, siswa diajari untuk menghafal dan memahami materi.

Adapun kekurangan dari model ini adalah guru kurang kreatif dan inovatif dalam membuat soal, kurang terpacu dimana siswa hanya cukup menebak kata, tidak cocok untuk digunakan pada setiap bidang studi.

10. Model Pembelajaran Pair Checks

Model pembelajaran pair checks (mengecek setiap pasangan) adalah konsep atau teknik belajar dengan kelompok atau berpasangan yang menuntut para siswa untuk mandiri dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan. Model ini dipopulerkan oleh Spencer Kagen pada tahun 1993.

Selain itu model ini juga melatih kerja sama, sosialisasi, dan kemampuan untuk memberi penilaian.

Kelebihan model pair checks, diantaranya:

  • belajar yang dipandu dengan bantuan rekan.
  • menumbuhkan kerja sama para siswa.
  • meningkatkan pemahaman konsep dan proses.
  • melatih siswa berkomunikasi.

Adapun kekurangan model ini yaitu memerlukan banyak waktu, dan pemahanan pelatih tentang konsep model ini.

Tinggalkan komentar


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.